Ketua PAC, M. Irsyadul Ibad, dalam sambutannya meminta maaf lahir dan batin kepada semua yang hadir, sebuah ungkapan yang mencerminkan kerendahan hati dan kesadaran bahwa manusia tidak luput dari kesalahan.
Beliau juga menekankan pentingnya memanfaatkan waktu yang tersisa dalam kehidupan kita. "Waktu yang masih tersisa di kehidupan kita hari ini, jauh lebih penting dari tahun-tahun yang sudah kita lalui," kata Irsyadul Ibad. Pertanyaan retoris yang diajukan—"Lantas kita mau apa dengan waktu yang tersisa ini?"—membuat kita semua merenung.
Dengan batas waktu yang tidak kita ketahui, sampai kapan kita akan hidup di dunia ini, satu hal yang pasti, kata Irsyadul Ibad, adalah bahwa kita harus terus 'Sinau', atau terus belajar dan berkembang, tidak peduli berapa usia kita.
KH. Abu Manshur Muslich pengasuh Pondok Tanggir, juga menyampaikan pesan yang mendalam kepada yang hadir. Beliau mengatakan bahwa menghadiri majelis seperti ini adalah berkah. Ini adalah pengingat bahwa, dalam kesibukan dan hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, penting untuk meluangkan waktu untuk merenung, berdzikir, dan bersholawat, mengisi waktu kita dengan kegiatan yang membawa kedamaian dan keberkahan.
Majlis dzikir dan sholawat ini adalah contoh bagaimana komunitas dapat berkumpul untuk merayakan dan memperdalam spiritualitas mereka bersama-sama. Ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa, meskipun kita tidak tahu berapa banyak waktu yang kita miliki, kita dapat memilih untuk mengisinya dengan kebaikan dan keberkahan.
0 Komentar